Adalah sebuah Masjid yang beramat di Malang, Indonesia. Masjid ini mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan dengan masjid disekitarnya. Karena mempunyai bentuk seperti bujur sangkar dan tentu saja mempunyai nilai sejarah yang besar.
Wisatawan atau bagi warga Malang, masjid ini merupakan tempat ibadah yang selalu ramai dikunjungi setiap saat. Selain untuk beribadah, juga dijadikan sebagai tempat wisata religi.
Apa saja keindahan didalamnya, serta bagaimana sejarah dari masjid ini? Yuk simak informasinya dibawah ini.
Sejarah Masjid Jami Malang
Jika melihat foto masjid di tahun 1948 maka Masjid ini sangat berbeda dengan yang sekarang. Terlebih dahulu bangunannya masih kecil, sederhana dan tidak tinggi ataupun megah.
Lokasi masijd yang sangat dekat dengan Alun-Alun Kota Malang ini sangat padat sejarah hingga menjadi bangunan paling indah seperti saat ini.
Masjid Agung Jami Malang dibangun diatas tanah seluas 3.000 m2 pada tahun 890 M. Pembangunan masjid ini memerlukan dua tahap yang berdasarkan prasasti yang ada.
Tahap pertama yaitu pada tahun 1890 M, selanjutnya dibangun di tahap kedua yang dimulai pada 15 Maret 1903 lalu selesai di tanggal 13 September 1903.
Bentuk bangunan masjid Agung Jami Malang adalah bujur sangkar, yang terdiri dari struktur baja yang atapnya tajug tumpang dua dan hingga sekarang bangunan asli tersebut masih dipertahankan adanya.
Selanjutnya, ketika itu namanya adalah “Masjid Jami” Malang. Lalu seiring bertambah tahun menjadi Masjid Agung Jami Malang.
Masjid ini merupakan masjid paling penting di Kota Malang, sehingga keberadaanya penting di kehidupan umas Islam disana.
Sebagai tempat beribadah, masjid Jami Malang mempunyai arti stategis untuk umat Islam. Juga dalam hal tentang permasyarakatan, sosial dan budaya secara luas. Hingga membuat masjid sangat dikenal dengan masjid Agung.
Arsitektur Bangunan Masjid Agung Jami Malang
Jika dilihat dari bentuknya, Masjid Agung Jami Malang terdiri dari dua gaya arsitektur. Yakni arsitektur Jawa dan Arsitektur Arab. Arsitektur Jawa dapat dilihat dari luar yaitu bentuk atap masjid dimana bangunan lama yang berbentuk tajug.
Lalu arsitektur Arab dapat terlihat dari bentuk kubah di menara masjid serta konstruksi lengkung di bidang-bidang bukaan pintu dan jendela.
Masjid ini ditopang oleh 4 buah sokoguru utama yang terbuat dari kayu jati pilihan dan 20 tiang yang semua bentuknya sangat mirip dengna 4 kolom tersebut. Masjid ini dibangun dengan penuh tirakat dan keikhlasan oleh pendirinya dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Walaupun takmir masjid Agung Jami’ Malang merenovasi atas bangunan masjid bangunan aslinya tetap dijaga dan dilestarikan.
Kunjungi Juga: Kampung Warna-Warni di Malang
Di dalam masjid Agung Jami Malang dimulai dari batas suci yaitu wilayah sakral. Hal tersebut ditunjukkan dengan cara tersirat menurut perbedaan ketinggian lantai yang sangat mencolok. Ada bagian pada lantai bangunan yang kurang lebih 105 centimeter dari muka tanah bangunan sekitarnya.
Atau di bagian mihrab (tempat imam) sangat sakral karena peninggian lantai. Hingga saat ini di belakang mihrab masjid masiha da beberapa makam leluhur para pendiri masjid.
Masjid Agung Jami’ Malang Mempunyai Tempat Mustajab
Drs. HM Kamiliun Muhtadin sebagai Ketua II Masjid Agung Jami’ Malang menyatakan bahwa di Jawa Timur masih ada 3 masjid yang memiliki suatu “kharisma” atau tempat mustajab jika beri’tikaf di dalamnya dan akan menemukan kedamaian serta ketenangan hati.
Konon jika kita berdoa di tempat itu insya Allah akan dikabulkan. 3 Masjid tersebut antara lain Masjid Ampel Surabaya, Masjid Jami’ Pasuruan dan Masjid Agung Jami’ Malang.
Masih menurut HM Kamiliun Muhtadin, para kiai atau tokoh agama apabila melakukan I’tikaf memilih di sekitar tiang bangunan utama atau cagak besar dibagian tengah.
Sumber: Berbagai sumber di website.